Dampak Pembelajaran Tatap Muka Sekolah Terhadap Kasus Covid-19 di DKI Jakarta

Abstract

Provinsi DKI Jakarta sudah mulai memberlakukan kembali sekolah tatap muka yang dilaksanakan di daerah dengan level PPKM 1 sampai 3 mulai tanggal 30 Agustus 2021. Alasan pemerintah Provinsi DKI Jakarta melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka untuk menghindarkan generasi muda dari penurunan pencapaian (learning loss). Namun, nampaknya keputusan ini bukan merupakan hal yang tepat. Beberapa media massa mengabarkan bahwa terdapat klaster Covid-19 di lingkungan sekolah yang muncul akibat pembelajaran tatap muka (PTM) ini. Hal ini menarik perhatian peneliti karena pemberlakuan kembali sekolah tatap muka disertai dengan adanya pro dan kontra terhadap kebijakan ini. Tujuan dari penelitian ini adalah peneliti ingin melihat apakah pembelajaran tatap muka yang dilaksanakan di sekolah pada setiap wilayah administrasi di Provinsi DKI Jakarta tepat untuk dilakukan di masa PPKM pandemi COVID-19. Penelitian ini dilakukan dengan sumber data sekunder dimana data yang diperoleh sudah diolah dari situs Covid-19 DKI Jakarta corona.jakarta.go.id. dengan menggunakan metode penelitian analisis regresi berganda yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pembelajaran tatap muka terhadap kasus positif Covid-19. Pengujian meliputi uji asumsi klasik analisis regresi, uji signifikansi, koefisien determinasi, dan pembuatan model regresi. Hasil dari pengujian secara statistik menunjukkan bahwa ada hubungan linear yang positif antara variabel independen dan variabel dependen.